Panggung Seni China Berkembang Secara Daring di Tengah Wabah Coronavirus
Museum Merangkul Pameran Virtual
Ketika wabah coronavirus terus melanda China, lanskap budaya negara itu telah beradaptasi dengan tantangan jarak sosial. Museum di seluruh negeri telah merangkul “pameran awan”, menawarkan akses virtual ke koleksi mereka dan program galeri yang telah direncanakan sebelumnya.
Pemerintah China secara aktif mendorong perubahan ini, mengarahkan museum untuk “memperkaya kehidupan spiritual dan budaya masyarakat selama epidemi” dengan pameran daring. Institusi besar seperti Museum Nasional China di Beijing, Museum Tiga Ngarai China Chongqing, dan Museum Sejarah Alam Chongqing semuanya telah memperluas penawaran digital mereka.
Beberapa pameran, seperti yang ada di Museum Istana Kota Terlarang, hanya dapat diakses di daratan China. Namun, sekitar 100 pameran daring dapat diakses secara global melalui situs web Administrasi Warisan Budaya Nasional.
Konser Langsung Beralih ke Virtual
Penangguhan acara musik langsung belum membungkam panggung musik China yang semarak. Tempat punk rock legendaris VOX Livehouse di Wuhan memelopori konsep konser streaming langsung, memicu tren nasional.
Musisi, label rekaman, tempat, dan klub mengadakan “festival musik kamar tidur” dan malam klub streaming langsung yang menampilkan beragam genre, mulai dari pop dan techno hingga punk dan improvisasi eksperimental.
“Ini seperti pergi ke salon karaoke atau berada di dalam mosh pit tanpa meninggalkan rumah,” kata He Fan, penyanyi band Birdstriking asal Beijing.
Acara-acara besar seperti acara streaming langsung “Strawberry Z”, yang dinamai dari festival musik luar ruangan tahunan terbesar China, telah menarik banyak partisipasi. Platform streaming seperti Bilibili telah menawarkan keanggotaan gratis kepada orang-orang yang dikarantina, menyediakan platform untuk koneksi dan hiburan.
Seniman Terhubung dengan Audiens Melalui Siaran Langsung
Di luar musik, seniman menggunakan streaming langsung untuk terhubung dengan audiens mereka dengan cara yang kreatif. Juru bicara Bilibili Patrick Frater mencatat bahwa beberapa seniman melakukan streaming langsung aktivitas sehari-hari mereka, seperti memasak, berolahraga, dan bermain game.
“Segmen memasak akan disiarkan selama malam hari, sekitar waktu makan malam,” kata Frater.
Siaran langsung ini menawarkan sekilas kehidupan para seniman sekaligus memberikan rasa kebersamaan dan mengurangi kebosanan serta kecemasan yang terkait dengan wabah tersebut.
Warisan Budaya Dapat Diakses oleh Semua Orang
Pameran virtual dan acara streaming langsung telah membuka warisan budaya China yang kaya kepada audiens yang lebih luas. Orang-orang di seluruh dunia sekarang dapat menjelajahi prajurit terakota dari Museum Situs Mausoleum Kaisar Qinshihuang di Xi’an, mengunjungi Balai Peringatan Pembantaian Nanjing, dan melakukan tur 3D ke kompleks Kota Terlarang.
Inisiatif digital ini tidak hanya memberikan hiburan dan pendidikan, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan ketahanan dan kreativitas komunitas budaya China dalam menghadapi kesulitan.